#Mozaik 16: Bersabar terhadap Proses

dandelion

Hal yang wajar jika seseorang memiliki perencanaan akan hidupnya. Menjadi lumrah pula jika seseorang memiliki ekspektasi atas sesuatu yang akan ia hadapi. Akan tetapi, pada kenyataannya kita pun harus menyadari bahwa tidak setiap rencana akan berjalan seperti apa yang kita rencanakan atau harapkan. Ada hal yang lebih besar yang tidak dapat kita hindari, yaitu ketetapan Allah. Maka bersabar adalah hal terbaik untuk dilakukan saat menemui kenyataan yang mungkin tidak sesuai dengan rencana.

Sabar bukan berarti diam. Sabar juga bukan berarti menahan emosi dan membiarkannya tertumpuk di dalam diri. Sabar, dalam konsep psikologi menurut Pros. Subandi terdiri dari lima hal, yaitu (1) pengendalian diri, yang termasuk di dalamnya mengendalikan emosi dan keinginan, berpikir panjang, memaafkan kesalahan, toleransi terhadap penundaan; (2) tabah dan bertahan dalam situasi sulit dengan tidak mengeluh; (3) gigih, ulet, bekerja keras untuk mencapai tujuan dan mencari penyelesaian masalah; (4) menerima kenyataan pahit dengan ikhlas dan tetap bersyukur; (5) tenang dan tidak terburu-buru.

Untuk setiap langkah yang sedang kita tempuh, proses yang mungkin terasa tidak mudah, dan perjuangan yang mungkin sering mendatangkan rintangan, bersabarlah. Ajak diri untuk bersyukur lebih dulu karena syukur membantu kita untuk bisa menerima. Dengan menerima, kita akan lebih mampu mengendalikan diri dan tetap tenang dalam menghadapi semua. Tentunya dengan menerima, hati menjadi lebih tenang.

***

Jalan ini akan sampai pada ujungnya.
Ada dua pilihan untuk mencapainya:
Menjalani dengan sepenuh hati atau dengan setengah hati dan penuh keluh.
Ketika ada pilihan yang menyenangkan kenapa pilih yang memberatkan?

Bacaan:

Subandi. (2011). Sabar: Sebuah konsep psikologi. Jurnal Psikologi, 2(38), 215-227.

Leave a comment